Home » Mewujudkan Sekolah sebagai Rumah Kedua

Mewujudkan Sekolah sebagai Rumah Kedua

by admin
Mewujudkan Sekolah sebagai Rumah Kedua

Oleh: Ust. Heri Murtomo, M.Pd – Pengajar SD Luqman Al Hakim Surabaya

Mewujudkan Sekolah sebagai Rumah Kedua. Sekolah adalah tempat terjadinya proses pendidikan dan berperan sebagai agen perubahan peradaban bangsa. Sebagai agen perubahan, sekolah harus memiliki iklim yang kondusif, menyenangkan, aman, dan ramah secara fisik, sosial, dan spiritual. Iklim yang kondusif ini penting untuk mempercepat tumbuh kembang dan mengoptimalkan potensi siswa. Saat ini, perkembangan anak di lingkungan sekolah menjadi perhatian utama masyarakat karena pendidikan dianggap sebagai satu-satunya jalan untuk membentuk generasi yang beradab dan berkarakter baik, serta kelak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

Tantangan Kekerasan di Era Digital

Di era digital yang serba cepat dan sulit diprediksi, akses informasi tanpa batas telah membentuk kepribadian seseorang secara perlahan. Informasi digital yang tidak terfilter dan mudah diakses mempengaruhi pola pikir banyak orang. Dalam kondisi ini, diperlukan filter pribadi yang kuat, yaitu spiritualitas, untuk menjaga keseimbangan diri.

Sayangnya, masih banyak kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah. Sekolah, yang seharusnya menjadi miniatur kehidupan bermasyarakat, sering kali dianggap sebagai tempat yang aman dan kondusif untuk tumbuh kembang kepribadian dan karakter anak. Namun, kenyataannya, ada kontradiksi antara harapan ini dengan fakta yang terjadi di lapangan. Data dari Komnas Perlindungan Anak (PA) Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa terdapat 3.547 kasus kekerasan terhadap anak, dengan peningkatan 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Kekerasan ini meliputi kekerasan seksual, fisik, dan psikis. Lingkungan sekolah menempati urutan kedua sebagai tempat terjadinya kekerasan setelah keluarga.

Baca juga: 5 Hikmah Kemerdekaan Indonesia bagi Generasi Muda

Kekerasan terhadap anak tidak hanya berupa kekerasan fisik, tetapi juga bisa berupa kekerasan psikis, perundungan, diskriminasi, atau bentuk kekerasan lainnya. Jika kekerasan ini terus terjadi, dampaknya akan sangat merugikan perkembangan kepribadian anak. Anak bisa menjadi pribadi yang mudah cemas, murung, tidak percaya diri, pemberontak, dan cenderung berperilaku buruk. Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa kekerasan, terutama jika dilakukan oleh orang terdekat, dapat merusak perkembangan otak anak, menurunkan kemampuan kognitif, menghambat perkembangan emosional, dan meningkatkan risiko depresi serta masalah perilaku di masa depan.

Jika kekerasan terjadi di sekolah dan pelakunya adalah warga sekolah, dampaknya akan lebih besar lagi. Masyarakat mungkin melihat sekolah tersebut sebagai tempat yang tidak aman dan tidak layak bagi anak-anak. Ini bisa menyebabkan orang tua takut untuk menyekolahkan anaknya di tempat tersebut.

Sekolah sebagai Rumah Kedua

Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, dan menyenangkan, sekolah harus berperan sebagai rumah kedua bagi anak. Sekolah perlu mewujudkan lingkungan yang saling menghargai, nyaman, aman, tidak diskriminatif, penuh empati, serta mendorong motivasi dan tanggung jawab. Hal ini akan membantu membentuk generasi yang beretika, beradab, dan bertanggung jawab, bukan generasi yang toxic.

Sekolah harus menciptakan lingkungan yang ramah antara guru dengan siswa dan antar siswa. Guru harus bisa mendisiplinkan siswa dengan tegas namun tetap mengayomi, tidak merendahkan anak, membangun komunikasi positif, dan memberikan teladan dalam bertutur kata dan berperilaku. Hubungan antar siswa juga harus didasarkan pada saling menghargai dan membantu satu sama lain, serta menjaga tutur kata yang baik.

Baca juga: Membentuk Karakter Positif di Awal Masuk Sekolah

Jika ada siswa yang berperilaku tidak sesuai, sekolah harus segera mengambil tindakan untuk memberikan pemahaman dan berkomunikasi dengan orang tua agar tumbuh kembang anak dapat dikawal dengan baik.

Orang tua juga memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Lingkungan keluarga adalah salah satu faktor utama dalam pembentukan kepribadian anak. Orang tua harus menjadi teladan yang baik, berkomunikasi dengan guru, dan mendukung kegiatan sekolah agar nilai-nilai yang diajarkan di sekolah bisa diterapkan di rumah.

So, lingkungan sekolah yang kondusif memberikan dampak positif terhadap tumbuh kembang anak dan memberikan ketenangan bagi orang tua. Di era yang penuh ketidakpastian ini, dibutuhkan sekolah yang kondusif, berkarakter, dan mampu menumbuhkembangkan potensi anak secara optimal. Mari jadikan sekolah kita sebagai pilihan utama bagi orang tua untuk membentuk generasi yang beradab dan bertanggung jawab, bukan generasi yang toxic.

Leave a Comment