Food Court Wirausahawan Muda, Tanamkan Jiwa Entrepreneur Sejak Dini. Suasana SD Luqman Al Hakim Surabaya tampak berbeda di pertengahan Mei 2025. Area Playground berubah menjadi arena pasar mini yang ramai. Puluhan stan makanan dan minuman berjejer rapi. Siswa-siswa kelas 6 menjadi penjual sekaligus pengelola. Mereka menyajikan aneka kuliner kekinian hasil buatan sendiri. Kegiatan ini bukan sekadar jualan, tapi bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema kewirausahaan. Program ini bertujuan menanamkan nilai-nilai kreatif, mandiri, kolaboratif, dan inovatif sejak dini melalui kegiatan nyata yang menyenangkan.
Belajar Wirausaha Lewat Praktik Langsung
Kegiatan bertajuk “Food Court Wirausahawan Muda” ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 6 SD Luqman Al Hakim Surabaya. Total peserta mencapai 115 siswa, terbagi dalam empat kelas: 6A, 6B, 6C, dan 6D. Seluruh rangkaian proyek berlangsung sejak awal bulan Mei 2025. Acara ini dimulai dengan sosialisasi dan pembentukan kelompok. Masing-masing tim diminta untuk menggali ide jualan makanan dan minuman yang sehat, cepat saji, dan menarik bagi pelanggan.
Setiap kelompok terdiri dari siswa putra dan putri yang telah dikelompokkan sebelumnya: 12 kelompok Arrijal dan 8 kelompok Annisa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk, tetapi juga membuat perencanaan usaha, menghitung modal, hingga merancang promosi lewat poster. Guru pendamping mendampingi tiap tahap, dari penggalian ide hingga penilaian akhir. Ini membuat siswa benar-benar terlibat dalam proses wirausaha secara utuh.
Baca juga: Tiga Raihan Prestasi Buktikan Komitmen Cetak Generasi Unggul
Salah satu hal yang membuat kegiatan ini berbeda adalah pemberian modal usaha nyata dari panitia. Setiap kelompok mendapatkan dana awal sebesar Rp50.000 yang harus dikembalikan di akhir kegiatan. Siswa dituntut untuk memutar modal dan menghasilkan keuntungan. Ini melatih tanggung jawab dan kemampuan menghitung resiko. Pembuatan produk dilakukan selama dua hari penuh, yaitu pada 20–21 Mei 2025. Sebelumnya, siswa juga sudah diberi waktu untuk membuat perencanaan, merancang poster, dan menyiapkan alat serta bahan.
Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas siswa dalam menciptakan produk makanan. Lebih dari itu, siswa belajar bekerja dalam tim, menghadapi tantangan saat produksi, dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Dari tahap eksplorasi ide hingga tahap evaluasi, siswa didorong untuk berpikir kritis, mengambil keputusan, dan menyampaikan ide dengan percaya diri. Semua ini adalah bagian dari karakter Profil Pelajar Pancasila yang diintegrasikan dalam pembelajaran.
Pendidikan Karakter Lewat Dunia Usaha
Program Food Court ini merupakan implementasi dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) fase C yang mengusung tema kewirausahaan. Dalam proyek ini, pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi lewat pengalaman langsung di lapangan. Siswa diajak untuk mengalami langsung proses menjadi wirausahawan muda, mulai dari ide, produksi, promosi, hingga evaluasi hasil.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menanamkan nilai-nilai karakter seperti kemandirian, tanggung jawab, kreatifitas, hingga kolaborasi. Ini sesuai dengan target pembelajaran profil pelajar Pancasila, yaitu mandiri, kreatif, gotong royong, bernalar kritis, berkebinekaan global, dan berakhlak mulia.

Food Court Wirausahawan Muda, Tanamkan Jiwa Entrepreneur Sejak Dini
Dalam aspek penilaian, siswa dievaluasi melalui rubrik karakter. Penilaian dilakukan dalam beberapa tahap yakni penggalian ide, perencanaan, produksi, dan refleksi. Siswa yang menunjukkan kemampuan tinggi dalam mengelola peran, menyelesaikan tugas, serta menciptakan solusi saat menghadapi hambatan mendapatkan nilai kategori “melampaui harapan” (SB). Sebaliknya, siswa yang masih perlu banyak bimbingan akan masuk kategori “butuh bimbingan” (BB). Penilaian ini tidak hanya untuk hasil, tetapi juga proses.
Hal lain yang tak kalah penting, siswa belajar melihat realitas ekonomi dalam skala kecil. Mereka mengerti bahwa wirausaha bukan sekadar jualan, tapi juga merancang, memproduksi, menghitung biaya, menghadapi pelanggan, dan menerima kritik. Ini adalah modal berharga untuk masa depan mereka. Bukan tidak mungkin, dari kegiatan seperti inilah lahir generasi wirausahawan muslim yang tangguh.
Menumbuhkan Semangat Mandiri Sejak Dini
Kegiatan Food Court Wirausahawan Muda di SD Luqman Al Hakim Surabaya bukan sekadar program tahunan. Ini adalah bagian dari strategi besar sekolah dalam membentuk karakter dan keterampilan. Para siswa tidak hanya belajar berdagang. Mereka juga belajar berkomunikasi, membangun kerja sama, serta mengambil peran sebagai pemimpin kecil dalam kelompoknya. Nilai-nilai tauhid dan akhlak mulia disisipkan dalam setiap langkah. Mulai dari kejujuran saat menjual, hingga sikap sabar saat menghadapi tantangan.
Melalui proyek ini, siswa benar-benar merasakan bagaimana menjalani proses usaha secara langsung. Mereka belajar menghitung modal, melayani pelanggan, hingga menerima kritik dengan lapang dada. Hal-hal yang mungkin tidak ditemukan di ruang kelas, justru mereka alami secara nyata. Ini memperkaya pengalaman belajar dan membentuk karakter yang kuat. Pendidikan seperti ini membuat siswa lebih percaya diri, mandiri, dan tidak takut mencoba hal baru.
Baca juga: Wisuda Tahsin V dan Tahfidz XV SD, Mengukir Prestasi Bersama Generasi Qurani
Kegiatan ini juga membuktikan bahwa pendidikan karakter bisa dikemas menyenangkan. Tidak melulu lewat ceramah atau teori, tapi lewat praktik langsung. Belajar bisa dilakukan sambil berkarya. Dalam suasana yang hangat, siswa justru lebih mudah memahami nilai-nilai penting dalam hidup. Mereka belajar bekerja sama, berpikir kreatif, dan menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Semua itu terjadi tanpa tekanan, tapi tetap terarah.
Dengan semangat ini, SD Luqman Al Hakim Surabaya menegaskan komitmennya. Sekolah ini ingin melahirkan generasi yang bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga tangguh secara mental dan spiritual. Melalui kegiatan seperti Food Court Wirausahawan Muda, siswa dibekali bekal hidup yang lebih luas yakni iman, ilmu, dan integritas. Ini adalah fondasi penting untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.