Ketika Ramadhan Terasa Biasa, Saatnya Kita Bermuhasabah. Bulan Ramadhan selalu datang setiap tahun, tetapi pertanyaannya, apakah kita benar-benar telah mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan penuh kesadaran dan antusiasme? Atau justru kita masih menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja, tanpa ada rasa istimewa di dalamnya? Banyak di antara kita yang sudah mengetahui keutamaan bulan suci ini dari ceramah, media sosial, atau bacaan keislaman, tetapi tanpa persiapan yang matang, Ramadhan bisa berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak keberkahan yang maksimal dalam hidup kita.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merefleksikan diri dan bertanya: apakah kita sudah siap menyambut Ramadhan tahun ini dengan hati yang lebih bersih dan niat yang lebih kuat?
Mengapa Ramadhan Harus Dipersiapkan?
Bayangkan jika kita hendak mengadakan sebuah hajatan besar seperti pernikahan atau acara penting lainnya. Persiapannya bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelumnya agar semuanya berjalan lancar dan sesuai harapan. Maka, Ramadhan seharusnya lebih dari itu. Ia bukan sekadar momen tahunan, melainkan bulan yang penuh keberkahan, di mana Allah SWT membuka pintu surga, menutup pintu neraka, dan membelenggu setan.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Ramadhan tiba, pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079). Jika sebuah pusat perbelanjaan besar mengadakan diskon besar-besaran, kebanyakan dari kita akan bersemangat untuk mencatat tanggalnya dan menyiapkan diri untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Maka, bagaimana dengan Ramadhan yang menghadirkan tawaran pahala dan ampunan yang jauh lebih besar dari itu?
Baca juga: Kembali Ke Khittah Peran Guru
Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, maghfirah (ampunan), kemenangan (falah), dan tarbiyah (pembelajaran). Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu malam lailatul qadar. Ini bukan sekadar teori yang kita hafal setiap tahun, tetapi kenyataan yang harus kita maknai dengan lebih mendalam. Menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang istimewa berarti mempersiapkan diri secara spiritual, mental, dan fisik agar kita tidak melewatkan setiap detik keberkahannya.

Ketika Ramadhan Terasa Biasa Saatnya Kita Bermuhasabah
Bagaimana Mengoptimalkan Ramadhan?
Agar Ramadhan tidak terasa “biasa saja”, kita perlu menanamkan kebiasaan baik sejak sekarang. Sebagaimana seorang petani yang menanam benih di bulan Rajab, merawatnya di bulan Syaban, dan memanen hasilnya di bulan Ramadhan. Kita pun harus memulai persiapan sedini mungkin. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan diri beribadah lebih intens sebelum Ramadhan tiba, seperti memperbanyak puasa sunnah, membaca Al-Qur’an, dan meningkatkan amalan kebaikan lainnya.
Selain itu, penting untuk menetapkan niat yang kuat agar ibadah kita di bulan Ramadhan tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan tanpa makna. Niat yang lurus akan membantu kita menjalani ibadah dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran. Jika selama ini kita merasa Ramadhan berlalu tanpa ada perubahan berarti dalam diri kita, mungkin saatnya kita melakukan pendekatan yang berbeda tahun ini. Buatlah target ibadah yang realistis tetapi bermakna. Seperti menyelesaikan bacaan Al-Qur’an, memperbaiki kualitas shalat, atau lebih banyak bersedekah dan berbagi dengan sesama.
Baca juga: Menjawab Tantangan Abad 21 dengan Keterampilan 4C
Momentum Ramadhan seharusnya tidak hanya menjadi ajang memperbanyak ibadah, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri dalam berbagai aspek kehidupan. Menjaga lisan, mengontrol emosi, serta memperkuat hubungan dengan keluarga dan sesama juga merupakan bagian dari ibadah di bulan suci ini. Dengan mempersiapkan Ramadhan sejak sekarang, kita bisa menjalani bulan penuh berkah ini dengan lebih maksimal.
Ramadhan bukan sekadar bulan yang datang dan pergi setiap tahun, tetapi kesempatan emas untuk meraih keberkahan, ampunan, dan kemenangan dalam hidup. Jika kita bisa bersiap dengan sungguh-sungguh untuk acara penting dalam hidup, mengapa tidak melakukan hal yang sama untuk Ramadhan? Momen ini seharusnya menjadi bulan yang benar-benar kita nanti-nantikan dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Oleh: Ust. Danang Muslim, S.Pd.I – Aktifis Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya