Oleh: Ust. Heri Murtomo, M.Pd – Pengajar di SD Luqman Al-Hakim Surabaya
Deep Learning Dalam Proyek Pemanfaatan Pelepah Dan Kulit Pisang. Pendidikan pada dasarnya adalah menyiapkan generasi agar mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, untuk mencapai hal tersebut maka peserta didik perlu mendapatkan pengalaman dan kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu bentuk pembelajaran yang memberikan pengalaman bermakna menyelesaikan masalah kehidupan sehar-hari bagi peserta didik kelas IV SD Luqman Al Hakim adalah kegiatan project. Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 6 anak, kelompok-kelompok tersebut akan membuat produk dan bahan olahan dengan memanfaatkan pisang. Sebelum mereka memanfaatkan pisang, mereka mencari referensi terkait dengan pisang. Pisang termasuk jenis tanaman yang mudah tumbuh dan banyak ditemui di sekitar lingkungan termasuk di pekarangan-pekarangan rumah. Ketika buah pisang dipanen pohon pisang akan mati, persoalan muncul selama ini yang banyak dikonsumsi hanyalah buah pisang sedangkan pohon, daun, dan pelepah dibiarkan menumpuk dan berserakan tak dimanfaatkan dan dibiarkan begitu saja.
Berawal dari keresahan tersebut, peserta didik kelas IV mencari referensi terkait pohon pisang, pelepah pisang, dan kulit buah pisang. Mereka mencari dari berbagai video, buku, media sosial, maupun dari internet. Dari referensi tersebut mereka mendapatkan banyak informasi terkait dengan kulit pisang, maupun pelepah pisang, serta pemanfaatan daun pisang kering. Hasil referensi kulit pisang bahwa menurut Cho dan Samuel (2009) yang menyatakan bahwa serat termasuk serat kulit pisang bermanfaatan untuk kesehatan penceranaan, menuurnakn berat badan, dan mengatur kadar gula dalam darah.
Baca juga: Mewujudkan Sekolah sebagai Rumah Kedua
Hasil kajian literatur Aryani, dkk (2018) menunjukkan bahwa tepung kulit pisang berbentuk serbuk, berbau normal, dengan rasa sedikit getir, dan berwarna coklat. Masih dalam kajian litertaur Aryani, dkk (2018) bahwa rata-rata tepung kulit pisang memiliki kandungan gizi yaitu, kadar air sebanyak 6,61, abu 1,10, lemak 6,37, protein 7,16, karbohidrat 76,20, serat 36,60, kalsium 0,34, fosfor 0,26, karoten 0,14, dan antosianin 15,61 %. Gizi tertinggi pada tepung kulit pisang berdasarkan parameter zat gizi adalah kandungan karbohidrat (76,20%), kadar gizi terendah pada tepung kulit pisang adalah fosfor (0,26%). Kulit pisang mengandung karbohidrat terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 66,20 %, kandungan vitamin A sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu beta-karoten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering. Beta-karoten tersebut juga berperan sebagai antioksidan. Hasil penelitian Aryani, dkk (2018) menunjukkan bahwa rata-rata tepung kulit pisang memenuhi uji persyaratan bentuk, bau, benda asing, kadar air, abu, lemak, karbohidrat dan serat pangan, serta relatif baik jika digunakan sebagai pengganti tepung terigu karena terdapat banyak parameter yang memenuhi syarat mutu tepung terigu.
Hasil referensi dari pelepah pisang didapatkan bahwa menurut Hermawan (2019) bahwa pelepah pisang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan. Hasil penelitian Ambari, dkk. (2020) menunjukan bahwa pada bagian pelepah pisang memiliki kandungan senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Menurut Mukhlisah (2020) bahwa pada pelepah pisang dapat digunakan sebagai penurun kadar gula darah. Hasil penelitian Ritonga, dkk. (2022) menunjukkan bahwa pelepah pisang memiliki kandunga serat yang tinggi dan serat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penurun berat badan dan mencegah batu ginjal.
Sumbawati, dkk (2023) menejlaskan bahwa pelepah pisang mengandung zat yang baik bagi kesehatan antara lain tanin, dapomin, serotonin, hidroksitriptamin, neropinefrin, vitamin A,vitamin B, dan vitamin C. Hasil penelitian Sumbawati, dkk. (2023) menunjukkan bahwa pengolahan pelepah pisang menajdi produk olahan menjadi keripik dapat mengurangi limbah pohon pisang dan inovasi baru berpotensi menjadi olahan baru yang unik dengan cita rasa yang khas.

Deep Learning Dalam Proyek Pemanfaatan Pelepah Dan Kulit Pisang
Dari berbagai referensi yang didapatkan, ada dua bahan yang akan dimanfaatkan oleh kelompok yaitu pelepah dan kulit pisang. Kelompok yang memanfaatkan bahan dari pelepah pisang berasumsi bahwa pelepah pisang yang masih basah dapat dijadikan bahan dasar dan sudah kering sebagai bahan dasar hiasan. Untuk pelepah pisang yang amsih basah mereka membuat keripik, mereka bekerja sama dan kompak saling mendukung antara tugas satu dengan tugas lainnya dalam kelompok. Untuk pelepah pisang yang sudah dikering dimanfaatkan untuk membuat sandal kamar, tempat tissue, tas kecil, tempat pensil, dan hiasan dinding.
Kelompok yang memanfaatkan kulit pisang, mereka membuat berbagai macam produk olahan antara lain: krupuk seblak, donat, puding, nugget, dan sabun cuci piring. Saat mereka berkerja kelompok, mereka melakukan kegiatan tersebut mulai dari memilah , memeras, membuat bahan baku menjadi setengah jadi, dan menjadi produk yang bernilai tinggi.
Dari kerja kelompok tersebut dapat saling melengkapi dan mengerti arti pentingnay kerja tim, secara tidak langsung mereka mendapat pengalaman bagaimana mengembangkan colaboratif. Ketika mereka mencari referensi tentang pohon pisang dari berbagai video, media sosial, buku bacaan, maupun internet mereka menjadi paham bahwa pelepah pisang dan kulit pisang mengandung zat yang baik untuk kesehatan. Darisinilah mereka telah belajar berpikir kritis tentang produk apa yang akan mereka hasilkan.
Baca juga: Guru di Era Disrupsi, Seperti Apa?
Ketika mereka mempresentasikan hasil kerja kelompok, mereka dapat menyampaikan denagn runtut mulai dari abah yang dibuuthkan, cara kerja, tata kerja kelompok, hingga menjadi produk. Setelah mereka selesai mengerjakan tugas kelompoknya, saat refleksi hal lain yang menjadi pemikiran luar biasa dari peserta didik adalah semua tidak harus dengan membeli tapi dapat memanfaatkan barang bekas yang ada di lingkungan sekitar kita. Saat mereka bekerja kelompok mereka merasakan keseruan, saling membantu, saling melengkapi, dan saling menolong.
Dari paparan di atas bahwa kegiatan project yang dilakukan peserta didik kelas IV SD Luqman Al Hakim Surabaya telah memberikan pengalaman belajar yang berarti (meaningfull learning) dimana peserta didik paham dengan tujuan melakukan kegaitan, dampak terhadap lingkungan, dan penyelesaian masalah lingkungan. Dalam kegiatan project mereka dibagi menjadi beberapa kelompok sehingga karakteristik peserta didik dapat terakomodir dalam suatu kegiatan, mereka memiliki pengalaman berpikir kritis terhadap permasalahan kehidupan sehari-hari, mereka telah belajar dalam konsep mindfull learning. Saat mereka kerja kelompok mereka melakukan dengan senang hati, seru-seruan, dan semangat. Mereka telah belajar dalam konsep joyfull learning. Model pembelajaran tersebut yang dilakukan dalam project dapat dikategorikan deep learning. Keterampilan berpikir kritis, comunicatif, creatif, dan colaboratif telah mereka dapatkan. Inilah pendidikan era post modern yang bukan hanya pada peningkatan knowledge.
Salam hormat dan apresiasi saya kepada tim kelas IV SD Luqman Al Hakim Surabaya yang telah memberikan pengalaman belajar dan membangun generasi emas menghadapi tantangan disrupsi ini.
Referensi
Ambari, Y., Holifah, Ningsih, A. W. & Sinaga, B. (2020). Efektifitas AntiseptikGel Hand Sanitizer Ektrak Etanol Pelepah Pisang Kepok (Musaparadisiaca L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherihia coli. Jurnal Ilmiah. 6(2): 123-132.
Aryani, T., Mu’awanah, I. A. U. & Widyantara, A. B. (2018). Karakteristik Fisik, Kandungan Gizi Tepung Kulit Pisang dan Perbandingannya terhadap Syarat Mutu Tepung Terigu. Jurnal Riset Sains dan Teknologi. Vol. 2, No. 2, 45-50.
Aryani, T., Mu’awanah, I. A. U. & Widyantara, A. B. (2018). Efektivitas Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Donat Ditunjau dari Analisis Fitokimia, Proksimat dan Organoleptik. Laporan Penelitian Hibah Penelitian Dosen Pemula DIKTI 2018 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Cho, S.S., dan Samuel, P. (2009). Fiber Ingredients: Food Applications and Health Benefits, Florida: CRC Press
Hermawan, A. (2019). TA: Pengembangan Desain Produk Tas Ransel Kulit dengan Accessories Pelepah Pisang (Doctoral dissertation, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya)
Mukhlisah, M. (2020). Innovation Of The Utilization Of Musa Acuminata Leather Waste To Be Cocupi (Coockies Banana Leather) As A Health Promotion In Prevention Of Diabetes Mellitus. Inovasi-Jurnal Diklat Keagamaan, 14(3), 187-200
Ritonga, Z., Broto, B. E., Safri, H. & Hanum, F. (2022). Manfaat Pelepah Pisang Sebagi Makanan Ringan (Kripik Krispy Pelepah Pisang). IKA BINA EN PABOLO : PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Vol. 2, No. 1, 16-21.
Sumbawati, N. K., Tara, U., Karmeli, E. & Rachman, R. (2023). Pemanfaatan Batang Pisang Menjadi Bahan Olahan Keripik Sebagai Produk Usaha Untuk Meningkatkan Perekonomian UMKM Dan Mengurangi Limbah Batang Pisang Di Desa Ledang Kecamatan Lenangguar. KARYA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.3, No.1, 328-335