Mushida Gelar Talkshow dan Temu Virtual Kader Keputrian
Posted on: 17 November 2021
Muslimat Hidayatullah (Mushida) adalah organisasi pendukung yang berinduk pada ormas Islam nasional Hidayatullah yang dideklarasikan pada tahun 2000 bertepatan dengan Musyawarah Nasional (Munas) Hidayatullah pertama di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Berikut ini beberapa kegiatan Mushida.
Talkshow Virtual Muslimah Tangguh Dengan Sistematika Wahyu
Iman dapat turun dengan maksiat, dan bertambah dengan adanya ketaatan. Menghadiri majelis ilmu merupakan sebuah ketaatan yang menambah keimanan. Dalam menjalankan perannya, muslimah harus berada dalam koridor yang benar. Diharapkan, seorang muslimah menjadi tangguh dalam menjalankan berbagai peran dengan mengikuti manhaj sistematika wahyu dalam menapaki jalan dakwah.
Berlatar belakang hal itu, Majelis Penasihat Muslimat Hidayatullah menghadirkan acara talkshow dengan tema, “Muslimat Hidayatullah Tangguh Dengan Sistematika Wahyu.” Talkshow tersebut dilaksanakan secara virtual pada 13 November 2021/8 Rabiul Akhir 1443 H. Talkshow ini menghadirkan Ketua dan angggota Majelis Penasihat Muslimat Hidayatullah, Dr. Sabriati Aziz dan Hj. Nani Zuraidah.
Dalam talkshow tersebut, Ibu Nani menuturkan bagaimana perjuangannya mengikuti barisan dakwah di Hidayatullah sejak awal menikah dengan Allahu yarham Ustadz Abdul Mannan, tahun 1979. Dikaruniai 9 putra putri, 5 di antaranya dilahirkan di Gunung Tembak. Kini, bersama 8 putra putri, 8 menantu, serta 23 cucu menetap di Depok, Jawa Barat. Dengan spirit perjuangan, beliau membersamai langkah Mushida di Majelis Penasihat.
Baca juga: Hidayatullah Menilai Permendikbud Kekerasan Seksual Cacat
Ibu Nani menceritakan bagaimana awal mula pertemuannya dengan sang suami. Beliau mengenal Allahu yarham Ustadz Abdul Mannan sejak sekolah di bangku Perguruan Guru Agama (PGA) di Surabaya. Allahu yarham dikenal sebagai orang yang suka menulis. Tulisannya kerap tampil di majalah dinding sekolah. Pesan Allahu yarham yang tak pernah dilupakannya agar istiqomah dalam qiyamul lail, tidak boleh renggang dan selalu menghormati tamu.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Sabriati Aziz turut menyampaikan materi pada acara yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Mushida Official. Presidium BMIWI ini menyampaikan bahwa Sistematika Wahyu (SW) merupakan sebuah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Ustadz Abdullah Said rahimahullah. Wahyu yang dimaksudkan dalam istilah Sistematika Wahyu adalah ayat-ayat atau penggalan-penggalan surah yang terdapat dalam lima surah pertama yg turun berdasarkan Tarrtibun Nuzul Wahyu.
Manhaj adalah jalan yang terang dan jelas, Imam At-Thabari berkata, kata minhaj kemudian digunakan untuk setiap sesuatu yang jelas, terang dan mudah. Tahapan dalam mewujudkan peraban Islam di antaranya ialah kesadaran bertauhid (Al-‘Alaq), memiliki visi ber-Quran (Al-Qolam), tranformasi intrapersonal (Al-Muzammil), tranformasi sosial (Al-Mudatsir), ber-Islam kaffah (Al-Fatihah).
Temu Virtual Kader Keputrian Muslimat Hidayatullah
Dalam rangka melecut semangat dan menyatukan ghiroh perjuangan khususnya untuk keputrian Muslimat Hidayatullah, pada hari Ahad 2 Rabiul Akhir 1443 H bertepatan dengan 7 November 2021 M, Departemen Keputrian Pengurus Wilayah Mushida Jawa Barat menyelenggarakan acara Temu Kader Keputrian dengan tema “Eksistensi Remaja Muslimah Milenial dalam Membangun Peradaban Islam.”
Tingginya semangat perjuangan para remaja muslimah Hidayatullah patut diapresiasi dan disyukuri. Terlihat dari antusiasme para kader keputrian di seluruh nusantara hingga kader keputrian yang berada di luar negeri untuk mengikuti acara yang digelar secara virtual tersebut. Peserta acara temu kader ini bahkan mencapai 2000 lebih yang tersebar kurang lebih 35 titik lokasi nobar (nonton bareng) dari seluruh nusantara dan luar negeri. Peserta luar negeri barasal dari kader keputrian di Mesir, Sudan dan Turki.
Acara temu kader ini menghadirkan dua pemateri tangguh, Muslimah pejuang yang penuh inspirasi. Beliau adalah Ustadzah Hani Akbar, S.Sos.I, Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah dan Ibu Santi Soekanto, Direktur ISA (Institut Al-Aqsa untuk Riset Perdamaian). Ustadzah Hani Akbar atau yang biasa disapa Ummi Hani menyampaikan tentang pentingnya memahami profil kader Hidayatullah serta tips dan trik menjadi seorang muslimah yang tangguh di era milenial tanpa harus kehilangan jati diri muslimah yang sebenarnya.
Baca juga: Gerak Cepat BMH Bantu Korban Banjir Jember dan Gorontalo
Sementara Ibu Santi Soekanto memberikan suntikan semangat tentang memaknai membangun sebuah peradaban Islam. Beliau menyampaikan bahwa sejatinya ketika berbicara tentang peradaban berarti bukan hanya bicara tentang sesuatu yang hidup saja. Tapi juga tentang jejak-jejak perjuangan yang telah ditinggalkan oleh pejuang terdahulu. Jejak yang harus kita perjuangkan untuk tetap terpelihara hingga tidak menghapus bukti peradaban Islam yang pernah ada.
Sebuah kejutan juga tersaji dalam acara temu kader keputrian kali ini, yaitu hadirnya Ustadz Dzikrullah atau yang dikenal dengan panggilan Babeh di ruang zoom yang mendampingi istri beliau, Ibu Santi. Ustadz Dzikrullah menyapa para kader keputrian dengan satu pertanyaan, “Siapkah kader keputrian Muslimat Hidayatullah untuk mendampingi mujahidin berdakwah hingga ke seluruh nusantara dan luar negeri?” Siap. Demikian jawaban serempak terlontar dari para kader keputrian baik secara langsung maupun melalui chatt zoom.
Acara temu kader keputrian ini disponsori oleh Baitul Maal Hidayatullah Jawa Barat sebagai sponsor utama. Sponsor pendukung lainnya adalah TUM (Toko Ummu Maher), Elud Bakery, Rosy Akhwat dan Santri Grafika. “Alhamdulillah acara temu kader keputrian berjalan lancar dan tertib. Jazakumullah khair atas kerja sama seluruh pengurus, panitia, moderator dan operator selama acara berlangsung,” tutur Fitriyana, S.H.I selaku penanggung jawab acara