Oleh: Ust. Heri Murtomo, M.Pd – Guru Matematika SD Luqman Al-Hakim Surabaya
Kembali Ke Khittah Peran Guru. Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat telah membawa dampak signifikan terhadap pola kehidupan masyarakat, terutama bagi generasi muda. Dalam era digital ini, hampir segala hal dapat diakses dengan cepat dan mudah tanpa melalui proses panjang atau perjuangan yang berarti. Fenomena ini telah membentuk pola pikir generasi sekarang yang menganggap bahwa semua hal dapat dicapai dengan instan, tanpa usaha keras, dan tanpa memperhatikan norma dan nilai budaya. Digitalisasi juga memudahkan budaya luar untuk masuk tanpa filter, yang kadang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama kita. Jika fenomena ini tidak diatasi dengan bijak, maka kita khawatir akan menciptakan generasi yang hanya mengikuti arus budaya asing tanpa peduli pada peradaban dan tujuan bangsa.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk peradaban bangsa, dan dalam hal ini, guru menjadi aktor utama. Guru memiliki tugas dan kewajiban untuk membangun karakter peserta didik melalui pendidikan agar terwujud peserta didik yang Beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkhlakul karimah.
Baca juga: Menjawab Tantangan Abad 21 dengan Keterampilan 4C
Tugas pokok guru tersebut untuk menjadikan generasi emas Indonesia menjadi perhatian utama Bapak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed sehingga program prioritasnya dari tujuh program prioritas yaitu membangun karakter dan kebiasaan positif peserta didik. Untuk membangun generasi emas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, Guru diharapkan dapat menyajikan materi yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari dengan pendekatan deep learning sehingga mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kraetif, kolaboratif, dan komunikatif sesuai dengan tuntutan Abad 21 di samping itu mampu mengembangkan sikap positif, peduli, empati, berakhlakul karimah. Untuk mencapai tersebut dalam pembelajaran mengandung unsur-unsur pokok pendekatan yang mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.
UNESCO (Darmadi, 2018) dalam uraiannya bertajuk Learning: Teasure Within menyampaikan bahwa empat pilar pendidikan berwawasan global yaitu: Learning to know yaitu bukan seekdar mempelajari materi pembelajaran namun lebih pada memahami dan mengkomunikasikannya, learning to do yaitu mengembangkan kompetensi peserta didik sehingga mampu menghadapi situasoi emndatang yang dapat berubah secara cepat, learning to be yaitu mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki kemampuan 4c, learning to live together yaitu mampu hidup selaras dan seimbang antara psiirtualitas dan kebhinekaan.

Kembali Ke Khittah Peran Guru
Dari sinilah bahwa guru sebagai pencerah peradaban untuk menjadi agen perubahan, pengembang sikap toleransi dan saling pengertian, dan pendidik profesional. Sehingga guru dapat menjadikan generasi emas untuk Indonesia yang maju.
Namun semua itu tidak dapat terlepas dari kolaborasi erat antara guru dan orang tua. Masing-masing memiliki peran yang tak tergantikan dalam mendukung perkembangan anak. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan keteladanan dalam akhlak dan perilaku. Komunikasi yang baik dan kerjasama yang saling mendukung akan memperkuat usaha bersama dalam membentuk generasi yang berakhlak dan bertanggung jawab.
Baca juga: Deep Learning Dalam Proyek Pemanfaatan Pelepah Dan Kulit Pisang
Peran Guru sangat penting untuk pengembangan diri peserta didik. Dalam pembelajaran lebih diutamakan memahami keberagaman potensi dan karateristik peserta didik agar saling memahami dan muncul potensi yang optimal.
Perkembangan dan peradaban generasi bangsa salah satunya adalah peran guru. Pendidikan yang berkualitas menghasilkan generasi yang unggul faktor penyebabnya adalah guru. Era digital dengan perubahan global yang tidak dapat diprediksi menjadikan guru memiliki fungsi dan peran utama. Perannya yaitu melakukan pembelajaran untuk learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together untuk menjadikan generasi emas bangsa Indonesia.
Selamat hari Guru: Guru Hebat, Indonesia Kuat, Salam sungkem dan ta’dhim saya. Apresiasi yang setinggi-tingginya atas perannya dalam membangun generasi emas untuk Indonesia Maju era postmodern ini.
Pustaka: Dramadi (2018). Guru Jembatan Revolusi. Surakarta: Oase Group.