Home » Gelar Budaya Pembelajaran Penuh Makna

Gelar Budaya Pembelajaran Penuh Makna

by admin
Gelar Budaya Pembelajaran Penuh Makna

Gelar Budaya Pembelajaran Penuh Makna. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah kegiatan berbasis proyek yang bertujuan membangun kompetensi dan karakter siswa agar menjadi warga negara yang unggul di abad 21. Di SD Luqman Al Hakim, proyek ini dilaksanakan dengan tema Budaya Jawa Timur, di mana siswa mempelajari dan memamerkan karakteristik kota/kabupaten di provinsi tersebut.

Membangun Kompetensi dan Karakter Siswa

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 adalah inisiatif dari Kemendikbudristek yang dirancang untuk membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan kompetensi unggul, karakter kuat, dan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Dalam P5, ada enam dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan: Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia; Berkebinekaan global; Bergotong royong; Mandiri; Bernalar kritis; dan Kreatif.

Di SD Luqman Al Hakim, kegiatan P5 dilakukan dua kali setahun, di semester ganjil dan genap. Pada semester genap tahun ajaran 2023-2024, siswa kelas IV melaksanakan P5 dengan tema Budaya Jawa Timur. Mereka memamerkan hasil proyek dalam Gelar Budaya Jawa Timur di hall sekolah. Setiap kelompok siswa menampilkan karakteristik kota dan kabupaten di Jawa Timur dari aspek geografis, budaya, wisata, dan makanan.

Baca: 8 Cara Mendidik Anak Menjadi Sholih Sholihah

Untuk menyajikan karakteristik ini, siswa membutuhkan referensi dari buku cetak, internet, dan media cetak. Mereka dibagi menjadi 18 kelompok, masing-masing beranggotakan 4-5 siswa dan didampingi oleh satu guru pembimbing. Setiap kelompok bertugas menyajikan karakteristik kota dan kabupaten yang berbeda di Jawa Timur.

Gelar Budaya Nusantara Pembelajaran Penuh Makna

Gelar Budaya Nusantara Pembelajaran Penuh Makna

Langkah-langkah dan Manfaat Proyek P5

Proyek ini dimulai dengan siswa mengumpulkan informasi dari internet dan buku cetak. Setiap siswa mencari data sesuai tugasnya, lalu memilah, memilih, dan menyajikannya dalam bentuk display. Proses ini mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dalam menyaring informasi, terutama dari internet yang berisi berbagai macam data, termasuk yang negatif. Hal ini menuntut mereka untuk bijak dan kritis.

Setelah informasi terkumpul, setiap kelompok berdiskusi untuk membuat display. Informasi ini ditulis tangan di atas kertas Bufalo dan berisi sejarah, asal-usul, letak geografis, gambar budaya, makanan, dan tempat wisata kota dan kabupaten. Mereka juga mendiskusikan desain display agar menarik perhatian pengunjung.

Baca: 8 Tips Sukses Menghafal Al-Quran

Selanjutnya, setiap kelompok menyiapkan stand, menghias, dan menyajikan hasil kerja mereka dalam gelar budaya. Siswa menjaga stand dan mempresentasikan karakteristik kota dan kabupaten serta menjawab pertanyaan pengunjung. Setelah kegiatan selesai, mereka melakukan refleksi dengan guru pembimbing mengenai seluruh proses dari awal hingga akhir.

Kegiatan ini memberikan banyak manfaat:
1. Pengalaman Bermakna dalam Pembelajaran. Siswa belajar memanfaatkan digital untuk mencari informasi dan bekerja sama dengan orang tua untuk memfilter informasi negatif.
2. Kolaborasi. Siswa belajar bekerja dalam tim, membagi tugas, mengatur waktu, mengolah informasi, dan mendesain display.
3. Berpikir Kritis. Siswa dituntut memilah dan memilih informasi yang relevan dan akurat.
4. Kreativitas. Siswa harus menyajikan informasi dengan cara yang menarik.
5. Kemandirian. Siswa belajar menentukan jenis informasi yang diperlukan secara individu.

Pembelajaran seperti ini tidak hanya memberikan pengalaman bermakna tetapi juga membangun kemampuan berpikir kritis dan keterampilan kerja kelompok. Meski membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan pemikiran, kegiatan ini didukung oleh dedikasi guru-guru yang dengan sabar dan penuh semangat membimbing siswa agar tidak mudah menyerah.

Referensi:
Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan teknologi.