Pimpinan Umum Himbau Pemuda Bangun Indonesia

Para pemuda Indonesia harus memiliki idealisme yang sangat kuat. “Tidak bisa kalau pemuda tidak punya idealisme yang amat sangat,” pesan Pimpinan Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad.

Pesan itu disampaikannya dalam acara temu para dai dan pemuda di Kota Depok, Jawa Barat, dalam rangkaian acara Pra Munas ke-7 Syabab (Pemuda) Hidayatullah, Ahad (08/12/2019).

Munas ke-7 Syabab Hidayatullah mengusung tema “Meneguhkan Visi Pemuda Menyongsong Indonesia Maju, Bersama Syabab Hidayatullah Tinggikan Martabat Bangsa”, akan digelar di Jakarta bulan depan, tepatnya pada Jumat-Senin (17-20/01/2020).

Ustadz Abdurrahman mengingatkan para aktivis Muslim, khususnya para kadernya, supaya memiliki semangat dan idealisme yang kuat dalam menjalankan amanah membangun agama, bangsa, dan negara Indonesia ini.

Ia mengatakan, idealisme yang kuat diperlukan untuk menyikapi berbagai persoalan dan realita kehidupan dunia secara global maupun nasional saat ini.

Ustadz Abdurrahman pun mengingatkan kepada para pengajar baik dosen di perguruan tinggi maupun guru di sekolah dan madrasah, agar tetap istiqamah menjalankan amanah yang diberikan dalam mendidik generasi muda Islam.

“Hai para guru dosen, jangan tidur melihat keadaan ini. Jangan mau ngajar ini karena mau hidup, jangan mengajar karena mau menerima gaji tiap bulan. Tapi mengajar ini karena kewajiban dari Allah,” pesannya dengan tegas. Pesan ini diperuntukkan juga kepada para aktivis Islam lainnya di berbagai bidang.

Menurutnya, manusia yang idealis akan lahir dari pendidik dan pemimpin yang beridealisme tinggi. “Tidak akan lahir manusia manusia idealis kalau tidak ada guru yang idealis, tidak lahir manusia yang idealis yang amat sangat kalau tidak ada pemimpin yang idealis,” ungkapnya.

“Sehingga kita menjaga bahwa ini betul betul amanah,” ujarnya, seraya mengatakan bahwa tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah. “Pahami suatu tugas bahwa itu tugas dari Allah,” tambahnya.

Pimpinan Umum Hidayatullah juga berpesan, dalam menghadapi fenomena global, dimana berbagai negara-negara adidaya telah menunjukkan kekuatan “supernya” masing-masing, maka para pemuda harus kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah.

Ia mengatakan, tidak bisa menghadapi dunia dengan kekuatan biasa, tapi harus dihadapi dengan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang biasa itu merupakan sesuatu yang dipandang manusia. Sementara kekuatan yang luar biasa adalah kekuatan yang datangnya dari dari langit, yaitu dari Allah.

“Yang dari langit itu yang luar biasa,” ujarnya. “Makanya Qur’an itu luar biasa.”

Oleh karena itu, Ustadz Abdurrahman mengingatkan dan mengajak umat Islam terkhusus para kadernya agar betul-betul dekat kepada Al-Qur’an, membaca, meyakininya, dan mengamalkannya.

Membaca Al-Qur’an pun harus rutin setiap hari. Misalnya, kata dia, minimal satu hari satu juz, mengutip sebuah program One Day One Juz (ODOJ) yang marak sejak beberapa tahun lalu.

Di Hidayatullah, program sejenis telah diluncurkan dengan cakupan yang lebih luas, tidak cuma pada membaca Al-Qur’an minimal satu juz satu hari. Program ini disebut Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) yang diluncurkan pada acara Silaturahim Nasional Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, penghujung tahun 2018 lalu.

“Ini dulu, diyakini betul Qur’an ini. Ada GNH ya, (atau) One Day One Juz. Kalau pemuda beridealisme, One Day Three Juz. Kalau pemimpin One Day Two Juz, kalau pemuda One Day Three Juz,” ungkapnya mencontohkan.

Ia menilai, jika ada pemuda yang masih “klemek-klemek”, gerakannya tidak gesit dan selalu terlambat, bisa jadi dia belum ber-Qur’an.* (SKR/hidayatullah.com)

Versi cetak

Berita Terkait