Al Quran Jantung Umat Islam (1)
Posted on: 5 July 2021
Al Quran adalah jantung keberimanan dan keislaman kita. Sehingga ketika ada yang mencoba mengusik, melecehkan, apalagi terang terangan. Dan kalau kita tidak ada kepekaan, ketersinggungan, keterpanggilan ghirah, maka dipertanyakan keimanan kita.
Kita harus menampakkan kebencian kepada mereka sebagaimana mereka juga menampakkan kebenciannya terhadap Islam dan muslimin. Kalau tidak, maka keberimanan kita tidak hidup alias mati.
Ini karunia besar dari Allah, karena Allah memberikan bimbingan kepada yang punya otoritas atau kompetensi untuk memberitahukan kepada umat yang mungkin tidak tahu, bukan karena mati imannya. Atau belum sampai pengetahuannya sehingga belum peka.
Ini panggilan ulama untuk memberdayakan keimanan orang–orang beriman atau keislaman orang-orang islam. Subhnallah. Allah ingin memberikan kemulian dan tanggungjawab kepada ulama dan ulama menyambut panggilan tersebut.
Dengan tampilnya Majelis Ulama Indonesia (MUI), semoga Allah menambah keberanian dan kemuliaan kepada ulama. Sekarang ketuanya KH. Ma’ruf Amin. Dulu KH Buya Hamka sebagai ketua MUI pertama juga pernah melawan kebijakkan untuk melindungi umat Islam karena waktu itu marak judi yang diprakarsai pemerintah. MUI keluarkan fatwa haram judi.
Ini perjalanan panjang tanggung jawab ulama, utamanya keagamaan umat Islam Republik Indonesia. Dalam sejarah perjalanan kemerdakaan yang dijajah Eropa (Belanda, Portugis) maka ulama yang memberikan fatwa bahwa melawan penjajah adalah jihad dan jika mati maka syahid. Sampai meraih kemerdekaan. Jadi RI milik orang Islam dan mayoritas penduduk RI adalah Islam.
Baca juga: Ilmu dan Kehidupan
Kenapa umat Islam dianggap musuh, dilawan dan dinistakan? Karena ada orang atau pihak yang sengaja membuat seperti itu. Seolah umat Islam itu musuh negara, lawan pemerintah, lawan Pancasila.
Padahal Pancasila itu yang merumuskan adalah ulama. Lihat diktum-diktum Pancasila tentang adab musyawarah, hanya ada dalam agama Islam. Ini harus dipahami umat Islam agar tidak terjebak dan dijebak. Ada orang yang memang sengaja membenturkan umat Islam dengan pemerintah.
Jika ada yang sengaja menistakan al Qur’an maka itu nyata-nyata musuh umat Islam. karena al Qur’an adaah jantung umat Islam. Dengan al Qur’an kita beriman, beribadah, bermuamalah.
Kalau jantung ditusuk maka siapapun marah. Tapi marahnya orang beriman harus di manajemen agar tetap tenang dan berakhlaq. Apa yang membuat Allah marah maka kita harus marah, apa yang Allah benci maka kita umat Islam harus benci. Apa yang Allah senang dan cinta maka kita harus senang dan cinta.
Maka jika Allah sudah memberikan rambu-rambu dan kalau kita tidak mencernakan, sehingga harus hati-hati. Mana perkara yang dibenci dan dicintai Allah.
Kenapa umat Islam benturan dengan negara atu benturan dengan sesama umat Islam. karena ada yang desain panjangnya. Kasus di Jakarta itu hanya antek, pion saja karena ada pihak yang mendesain.
Jadilah umat Islam yang washatiyah atau pertengahan ketika di tengah publik. Karena banyak orang yang hasad atau dengki. Kadang sesama teman di halaqah saja bisa iri, kenapa dia,? kenapa bukan saya?.
Maka kenapa kita dianjurkan untuk membaca surat tiga Qul di wirid pagi, sore dan malam. Itu sebagai bentuk minta perlindungan kepada Allah. Sebab semua bisa terjadi, tiba-tiba kecelakaan, mendadak terpelanting atau yang lain. Maka jangan pernah merasa aman dalam hidup ini tanpa pertolongan Allah.
Kalau ada keimanan maka ada rasa takut, sehingga kalau mau tidur harus habiskan doa. Sebab, kita tidak tahu atau tidak ada jaminan besok bisa hidup lagi.
Maka kalau bangun tidur itu semangat. Ya Allah engkau telah mengembalikan ruh. Sehingga orang beriman harus bersyukur untuk bagaimana bermanfaat atau memanfaatkan potensi yang Allah berikan. Mata bisa melihat, kerja, membaca al Qur’an dan lain-lain
Sebagai orang beriman kita harus memberi dukungan untuk menguatkan hati-hati orang beriman yang sedang membela kaum muslimin dan Islam. Dukungan apa saja untuk ulama, untuk agama dan kitab yang dihinakan.
Dukungan dengan doa meluapkan emosi kepada Allah, mengadu kepada Allah karena Allah pasti juga marah. Doa yang histeris atau heroik.
Baca juga: Syahadat Luruskan Orientasi
Abu Bakar yang pendiam-pun bisa marah ketika ada orang yang murtad, karena tidak mau membayar zakat. Apalagi kepada orang kafir yang sengaja menyerang kita. Kalau ada yang mundur maka itu kafir.
Kita selama ini tidak pernah memulai, tapi merespon jika diserang maka baru muncul reaksi. Tidak mungkin orang itu menyebut surat Al Maidah dengan kebetulan, tapi sudah dipersiapkan. Atau pernah sengaja mempelajari, apalagi dengan menyebut ayatnya 51 lagi. Jadi kita ini diserang dan kita muslimin melawan kepada orang yang telah menyerang agama dan kitab suci kita.
Melawan itu ada konskwensi. Harus ada stamina, strategi, peralatan, keberaniaan, perencanaan. Bukan perang melawan dengan senjata tapi ini perang moral dan spritual. Ini moral kaum muslimin, ini kemuliaan kaum muslimin. Apa moral kita?
Mereka datang dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan mewakili kita untuk menampakkan perlawanan kepada orang orang yang menyerang jantung umat Islam yaitu al Qur’an. Saudara-saudara kita perlu minum, makan dan akomodasi sehingga kita bisa infak.
Ini karunia Allah. Mereka datang menyatukan iman membela keimanan kita tanpa ada embel-embel organisasi. Kecuali orang Syiah Rafidhah yang tidak bisa bersatu dengan kita. Kita harus membenci syiah karena mereka membenci sahabat dan istri nabi. Padahal mereka para sahabat dan keluarga termasuk istri nabi, dengan mereka kita bisa mempelajari al Qur’an dan sunnah.
Oleh: KH Abdurrahman Muhammad - Pemimpin Umum Hidayatullah