Guru Ramah Anak

Posted on: 1 February 2024

Guru Ramah Anak. Perkembangan anak di lingkungan sekolah menjadi bahan utama yang banyak disoroti oleh masyarakat dikarenakan proses pendidikan merupakan satu-satunya jalan untuk menjadikan generasi insan kamil. Melalui proses pendidikan diharapkan tumbuh kembang anak akan optimal, memiliki adab dan karakter yang baik, serta kelak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.



Namun kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa di lingkungan sekolah banyak ditemui kejadian kekerasan pada anak. Sedangkan di sisi lain, frame yang terbentuk di masyarakat bahwa sekolah merupakan wadah yang kondusif untuk tumbuh kembangnya kepribadian, karakter, dan adab anak. Kondisi tersebut menunjukkan adanya kontradiksi antara kejadian dan frame yang terbentuk. Tentunya kondisi tersebut sangat memprihatinkan karena sekolah dianggap sebagai lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif.


Sebagaimana data Komnas PA (Perlindungan Anak) bahwa ada 3.547 kasus Kekerasan Anak tahun 2023. Dibandingkan tahun sebelumnya, tahun ini mengalami kenaikan 30%. Kekerasan terbanyak adalah kekerasan seksual, fisik, dan psikis. Lingkungan kejadian kekerasan terbanyak adalah keluarga sebanyak 35%, lingkungan sekolah sebanyak 30%, lingkungan sosial 23%, dan tidak disebutkan 12%.


Dari data di atas bahwa lingkungan sekolah merupakan lingkungan terbesar setelah keluarga terjadinya kekerasan. Seharusnya sekolah sebagai agen perubahan untuk membangun insan kamil generasi emas Indonesia merupakan wadah yang dapat menumbuhkembangkan secara optimal potensi anak.


Tindak kekerasan pada anak bukan hanya kekerasan fisik, dapat terjadi kekerasan psikis, perundungan, diskriminasi, maupun tindak kekerasan lainnya. Jika tindak kekerasan terjadi secara terus-menerus pada diri seorang anak maka akan memiliki dampak yang luar biasa pada tumbuh kembang kepribadiannya. Mereka dapat menjadi pribadi yang mudah cemas, murung, tidak percaya diri, pemberontak, dan akan memiliki kecenderungan berperilaku buruk.


Baca juga: Guru Sang Pencerah Peradaban

Beberapa kajian ahli memaparkan bahwa bukti lain dari tindak kekerasan pada anak terutama jika dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan kedekatan baik fisik maupun emosional maka akan berdampak merusak perkembangan otak anak yang akan berakibat menurunnya tingkat kognitif, terhambatnya perkembangan emosional, rentan terhadap depresi, menimbulkan gejala traumatis, proses tumbuh kembang anak, mengganggu perkembangan kecerdasan, bahkan berisiko menimbulkan masalah perilaku dimasa depan, bersikap permisif, merasa tidak berguna, menjadi kurang berhasil dalam mengembangkan hubungan dengan sebayanya, saat dewasa nanti akan mengalami masalah pada relasi baik.


Hal tersebut menunjukkan bahwa guru memiliki hubungan kedekatan emosional dengan anak maka tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru akan berakibat fatal dalam tumbuhkembang anak. Jika tindak kekerasan terjadi di lingkungan sekolah dan pelakunya adalah warga sekolah maka akan berdampak pada pandangan masyarakat bahwa sekolah tersebut tidak nyaman, tidak kondusif, tidak amanah, tidak dapat membentuk kepribadian anak, tidak dapat mengembangkan potensi anak, dan tidak layak untuk anak.


Lebih parah lagi masyarakat berpandangan bahwa mereka mengalami ketakutan jika anaknya harus sekolah di tempat tersebut. Untuk dapat mengembangkan kepribadian dan potensi anak, maka sekolah dengan guru sebagai aktor utama untuk tumbuh kembang anak perlu memberikan teladan tindakan ramah anak.


Peran Guru


Guru merupakan aktor utama untuk tumbuh kembang anak dan mengembangkan potensi anak. Guru memiliki hubungan kedekatan emosional dengan peserta didik, guru sebagai change agent untuk menjadikan generasi emas Indonesia yang beriman dan unggul. Guru sebagai teladan bagi peserta didik baik dalam bertutur kata dan berperilaku sehingga apa yang disampaikan guru kepada peserta didik mereka akan mengikuti. Namun sebaliknya, jika tindakan guru justru melukai peserta didik baik fisik maupun psikis maka akan berdampak fatal untuk perkembangan kepribadian dan potensinya.


Agar guru menjadi sosok yang ramah, mengayomi, memperhatikan tumbuh kembang, dan selalu mengmbangkan potensi peserta didik, maka beberapa hal dapat dilakukan oleh guru:


Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Adab



  1. Guru harus tetap menerapkan kedisiplinan yang tegas dan tetap mengayomi.

  2. Guru ramah dan tidak melakukan kekerasan baik fisik maupun verbal, tidak merendahkan anak, membangun komunikasi positif dua arah, motivasi belajar, membangun keakraban dengan anak, memahami anak dengan karakter dan potensi masing-masing.

  3. Guru membangun karakter anak dengan memberikan keteladanan dalam bertutur kata dan berperilaku, melakukan pembiasaan, dan membiasakan kasih-sayang terhadap sesama.

  4. Guru melakukan pembelajaran dengan humanisme melalui pembelajaran outing class, kunjungan ke panti asuhan, berbagi dengan warga sekitar sekolah, dan lain-lain.

  5. Guru menyambut kedatangan peserta didik di pintu gerbang sekolah. Kegiatan seperti ini memiliki manfaat yang luara biasa untuk membangun motivasi peserta didik. Ketika anak-anak datang ke sekolah, maka dapat dideteksi jika ada anak yang guru mood untuk berangkat ke sekolah dan dapat segera diantisipasi.

  6. Guru memantau peserta didik ketika istirahat untuk melihat perilaku ketika di luar kelas dan bersama-sama dengan temannya, bercengkerama dengan peserta didik dalam susana yang santai. Hal ini untuk membangun kedekatan, kenyamana, dan mengayomi kepada peserta didik.

  7. Guru memberlakukan peserta didik dengan keunikan dan karakternya.

  8. Guru dapat mengelola emosional sehingga tidak menimbulkan pernyataan yang membuat peserta didik rendah diri, malu, murung, dan ketakutan.


Peran Orang Tua


Orang tua adalah guru utama dan pertama bagi perkembangan kepribadian peserta didik. Perilakua dan tutur kata orang tua adalah teladana bagi anak-anak. Jika orang tua membiasakan dalam lingkungan keluarga untuk bertutur kata dan berperilaku baik maka di dalam diri anak akan tumbuh kepribadian yang baik, begitu juga sebaliknya. Namun tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Untuk itu antara guru dan orang tua murid perlu emnjalin hubungan yang intens untuk mengawal tumbuh kembang anak. Agar hal-hal baik yang dilakukan dis ekolah dapat dilakukan di rumah, maka beberapa hal yang harus dijalin oleh orang tua murid dan guru antara lain:



  1. Orang tua terlibat dalam kegiatan sekolah

  2. Memberikan infromasi perkembangan anak kepada guru

  3. Mensupport kegiatan sekolah

  4. Melakukan pembiasan yang direkomendasikan oleh guru ketika anak berada di rumah.

  5. Menyampaikan informasi kepada guru jika ada perkembangan anak yang kurang baik.

  6. Berkomunikasi dengan guru untuk menyelesaikan persoalan terkait perkembangan anak.

  7. Tidak menyalahkan guru ketika anaknya melakukan tindakan atau berperilaku tidak baik ketika di rumah.


Dari uraian di atas, jika guru bersikap ramah namun tetap disiplin dan tegas kepada peserta didik, menjalin komunikasi secara intens dengan orang tua murid, dan bersama-sama orang tua untu menumbuhkembangkan kepribadia dan potensi anak, maka anak akan belajar dengan penuh semangat, tumbuh motivasi, dan dapat berkembangan potensinya.


Apakah kita sudah menjadi guru yang ramah? Semua kembali kepada diri kita masing-masing sebagi seorang guru, pendidik, dan change agent untu menghantarkan generasi emas Indonesia.


Oleh: Ust. Heri Murtomo, M.Pd - Aktivis SD Luqman Al Hakim Surabaya

Versi cetak


Berita Terkait


Visitors :6034578 Visitor
Hits :8300230 hits
Month :6507 Users
Today : 586 Users
Online : 15 Users






Sekolah Tahfidz





Hubungi Kami

Jl.Kejawan Putih Tambak VI/1 Surabaya, Telp. 031-5928587

Testimonials

  • Soraya Pambudi

    anggada121212@gmail.com

    Surabaya Timur Pakuwon

    Pada 23-Aug-2019


    Assalamualaikum warahamatullahi wabarakatuh. Mohon informasi pendaftaran sekolah untuk tahun ajaran 2020/2021. Mohon maaf apakah sekolah ini mempunyai program kelas internasional? Maksudnya apakah menerima siswa berwarganegaraan Asing?