Pengobatan Gratis, Khitanan Massal Hingga Gelar Upacara Untuk Suku Terasing

Dakwah tidak harus selalu di atas mimbar. Memberikan pencerahan tidaklah harus tampil di depn kamera. Memberikan pelayanan kepada umat juga tak harus selalu dengan berceramah. Memberikan solusi ekonomi, mengenalkan baca tulis, mengajari bercocok tanam juga bisa menjadi sarana dakwah.

Yups, Ustadz Nurhadi Dai Hidayatullah terus mengabdikan hidupnya untuk berdakwah pada mualaf suku Togutil di Pedalaman Halmahera. Tak banyak dai yang mau dan mampu mengikuti jalan sunyi seperti ustadz Nurhadi. Keluar masuk hutan di pedalaman dengan berbagai tantangan dan ancaman. Tak banyak disorot kamera, tetapi terus menebarkan manfaat untuk umat. Berikut ini beberapa kiprah dan kisah dakwah ustadz Nurhadi.

Gelar Khitanan Massal dan Pengobatan Gratis

Bersinergi dengan beberapa lembaga dakwah dan donatur, Ustadz Nurhadi mengadakn program khitanan massal serta pengobatan gratis untuk masyarakat suku Togutil. Kegiatan ini digelar di daerah Maba Utara, Halmahera Timur, selama tiga hari, 7-9 Oktober 2020. Perlu diketahui, suku Togutil merupakan suku yang tinggal di kawasan Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Mayoritas masih hidup primitif.

Bersama dengan dua orang dokter, Ustadz Nurhadi selama 3 hari bekerja dari pagi hingga larut malam. dr. Muhammad Sidiq untuk menangani kegiatan khitanan dan drg. Sasky MS Rahman untuk pengobatan gigi. Nurhadi mengaku sangat bersyukur karena ada dua dokter yang bersedia ikhlas untuk ikut serta dalam program pengobatan gratis.

“Alhamdulillah kegiatan khitan diikuti 19 peserta baik dari anak-anak maupun orang dewasa. Sedangkan pengobatan gigi gratis diikuti 35 peserta" jelas Nurhadi.

Nurhadi mengaku bahwa program ini mendapatkan sambutan yang sangat positif. Tak hanya masyarakat yang antusias mengikuti, kepala desa serta perangkantnya merespon dengan baik khitanan massal dan pengobatan gratis ini. Untuk menuju lokasi, yakni perjalanan ke Maba Utara dari Ternate tidaklah mudah. Nurhadi bersama tim harus melalui perjalanan darat dan laut.

“Kegiatan khitan ini adalah salah satu program pembinaan untuk para mualaf yang ada di pedalaman Halmahera. Diharapkan keislaman mereka lebih sempurna dengan khitan ini. Setiap peserta khitanan mendapatkan santunan berupa sarung, baju muslim dan uang saku," jelasnya.

Gelar Upacara Bendera Hari kemerdekaan

Tak hanya melulu melakukan dakwah, ustadz Nurhadi juga mengenalkan masyarakat di Pedalaman Hutan Halmahera untuk mencintai tanah air Indonesia. Meski di tengah rimba, pada 17 Agusutus lalu bersama warga Suku Togutil ustadz Nurhadi ikut memperingati hari kemerdekaan dengan menggelar upacara bendera

Untuk mengikuti kegiatan ini, Ustadz Nurhadi bersama orang-orang suku pedalaman harus menempuh perjalanan sekitar setengah hari. Rombongan dari pedalaman hutan ini harus jalan kaki pada malam hari dan sampai lokasi upacara di pagi hari. Tak kurang dari 60 peserta baik dewasa maupun anak-anak turut serta dalam rombongan ini.

Upacara ini juga dihadiri oleh aparat desa Woda, Umar Syarif. Desa ini merupakan desa terdekat dengan hutan dimana orang suku tinggal. Umar selaku Kepala Desa Woda bertindak sebagai pembina upacara. “Upacara berjalan khidmat dan lancar. Orang suku sendiri yang mengerek bendera dan mengibarkannya diiringi lagu Indonesia Raya,” ujar Nurhadi.

Dengan dukungan berbagai pihak diantaranya Kodim 1505/Tidore dan Pemerintahan Desa Woda, Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan, tahun 2019 lalu, Nurhadi meluncurkan program “Sekolah Rimba”. Bertujuan mengajarkan kemampuan baca dan tulis. Ters tebar manfaat saudaraku, semoga Allah Swt meridhoi jalanmu. Aamiin

Versi cetak

Berita Terkait