Program Bantuan Pemberdayaan Ekonomi BMH untuk UMKM

Wabah pandemi hingga kini belum memberikan tanda-tanda akan selesai. Namun, semangat hidup harus terus terpatri dalam diri agar tetap bisa berdaya dan terhindar dari meminta-minta. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi berupaya membantu agar ekonomi masyarakat tetap berjalan baik. Salah satu program pemberdayaan ekonomi berupa pemberian dan penguatan modal usaha bagi para pelaku usaha terdampak. Berikut ini liputannya.

Kuatkan Usaha Pejuang Keluarga di Kalimantan Timur

Delapan bulan sudah, negeri ini diselimuti pandemi yang belum berakhir hingga kini. Sekalipun tak seperti badai pada alam, dampak dari Covid-19 meluluhlantakkan tatanan kehidupan masyarakat, terutama secara kesehatan, ekonomi, dan sosial. Sektor UMKM yang banyak digeluti masyarakat kecil menengah menjadi sasaran empuk dari panjanganya masa pandemi ini.

Padahal, usaha kecil yang dijalankan menjadi tumpuan hidup keluarga mereka, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti biaya makan, membayar sewa rumah, listrik, kesehatan hingga membayar pendidikan anak-anak. Dalam kata yang lain tidak sedikit para pejuang keluarga yang membutuhkan kepedulian dan pertolongan kita semua. Menyikapi kondisi tersebut, BMH Perwakilan Kalimantan Timur melakukan beberapa program penguatan ekonomi bagi usaha kecil mitra binaan BMH dan beberapa UMKM yang lolos survey serta verifikasi dari tim pemberdayaan BMH Kaltim.

“Langkah ini BMH tempuh sebagai wujud tanggungjawab ikut serta membantu masyarakat terdampak Covid-19 dari sisi ekonomi,” terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Kaltim, M. Rofiq belum lama ini. Beberapa jenis usaha yang telah diberikan bantuan, diantaranya usaha bakso dan mie ayam, usaha nasi goreng, usaha telor asin, usaha kue kering dan usaha penjual kue keliling.

Rofiq menjelaskan, bantuan modal usaha tersebut merupakan salahsatu bentuk pendayagunaan dana ZIS yang dihimpun BMH, disalurkan melalui program-program produktif yang dijalankan oleh para Mustahik. “Tujuannya agar masyarakat tetap bisa berusaha, setidaknya tidak sampai berhenti usaha dan tetap bisa berdaya dan mandiri,” imbuh Rofiq.

Bantuan Modal Usaha Bagi Pejuang Keluarga di Sulawesi Barat

Pandemi memang menyisakan pilu di hampir banyak kehidupan masyarakat. Namun, kepedulian dan kebaikan kaum Muslimin tak menghentikan roda kebaikan terus berputar di dalam kehidupan.

“Di tengah pandemi seperti sekarang, Alhamdulillah, BMH masih menjadi mitra terpercaya umat dalam memberikan kebaikan kepada sesama, terkhusus mereka yang sangat butuh bantuan untuk lebih baik, setidaknya tetap mampu menjalankan usahanya sehingga tidak menjadi beban sesama. Dalam hal ini BMH realisasikan bantuan modal usaha untuk pejuang keluarga, yakni Bapak Kamiruddin,” terang Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Barat, Rahmat Wijaya (7/9).

Setiap hari Bapak Kamiruddin menafkahi keluarga dengan usaha kaki lima dengan jualan gorengan, yang diberi nama Gorengan Kremes” Bapak Kamiluddin. Disampaikannya bahwa selama pandemi perolehan tidak seperti biasanya. Namun ia berusaha tak ada pilihan lain kecuali terus menekuni usahanya jualan gorengan itu. Menerima kedatangan BMH yang membawa bantuan modal untuk usahanya, spontan Bapak Kamiruddin terkejut dan sangat bahagia penuh syukur.

“Alhamdulillah, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BMH, atas supportnya kepada saya, karena jujur usaha yang akan saya jalankan ini sudah beberapa bulan tidak berjalan, karena kekurangan modal, beruntung BMH datang dan membantu saya. Insya Allah mulai hari ini saya sudah bisa berjualan kembali, dan insya Allah saya juga niatkan, nanti dari hasil usaha saya ini akan saya sisihkan untuk saya sedekahkan kembali,” ucapnya semangat.

“Semoga bantuan ini juga bisa dirasakan oleh rekan-rekan yang usaha seperti saya sehingga banyak yang bisa terbantu dan kembali usaha, setidaknya di area Mamuju ini,” imbuhnya. Bantuan Modal Usaha ini akan terus diupayakan oleh BMH Perwakilan Sulawesi Barat sebagai sebuah upaya mengurangi dampak berat pandemi, khususnya bagi para pejuang keluarga yang terkendala modal, sehingga tidak dapat melanjutkan aktivitas usahanya seperti biasa.

Versi cetak

Berita Terkait